Lokasi saat ini:BetFoodie Lidah Indonesia > Kabar Kuliner
Penggunaan ekspresi dan suara penting dalam melatih anak berinteraksi
BetFoodie Lidah Indonesia2025-11-05 22:15:49【Kabar Kuliner】485 orang sudah membaca
PerkenalanPsikolog anak dan remaja Anastasia Satriyo, M.Psi., Psikolog menjelaskan pentingnya merangsang anak

Jakarta (ANTARA) - Psikolog anak dan remaja Anastasia Satriyo mengemukakan pentingnya penggunaan ekspresi wajah dan intonasi suara dalam aktivitas sehari-hari dalam upaya melatih anak berinteraksi dengan orang lain sejak 1.000 hari pertama kehidupan anak.
"Jadi lebih ke ekspresi wajah, kedekatan fisik, sama intonasi kita. Bicarakan rutinitas dan aktivitas dia keseharian, sehingga anak terbiasa sama interaksi manusia," kata Anastasia Satriyo, M.Psi., Psikolog dalam acara temu media di Jakarta, Jumat.
Psikolog lulusan Universitas Indonesia itu mengangakan bahwa orang tua perlu memberikan stimulasi, membangun kedekatan, dan memberikan pengalaman yang membekas bagi anak pada 1.000 hari pertama kehidupan anak.
Dalam hal ini, orang tua bisa menampilkan ekspresi wajah dan intonasi suara saat berinteraksi dengan anak untuk merangsang mereka belajar mengeksplorasi dan memahami situasi.
Misalnya, ketika bangun pagi orang tua dapat memberikan salam disertai dengan senyuman dan suara yang menenangkan.
"Kita lakukan seperti halo, selamat pagi... Walaupun anaknya masih bayi dan enggak bergerak, kita mulai memasukkan pengalaman ekspresi, suara, dan intonasi yang menunjukkan bahwa kita melihat dia sebagai makhluk yang berharga," Anastasia menjelaskan.
Baca juga: Bahan-bahan di rumah bisa dimanfaatkan untuk menstimulasi sensorik anak
Anastasia menyampaikan bahwa pada masa 1.000 hari pertama kehidupan, anak umumnya memperhatikan contoh dari orang-orang di lingkungannya.
Pada masa itu, orang tua dapat mengajak anak beraktivitas sambil menjelaskan apa yang sedang dilakukan.
Anastasia mencontohkan, ketika mengajak anak mandi, orang tua bisa mengenalkan bagian-bagian tubuh yang sedang digosok menggunakan sabun sambil berusaha menghadirkan suasana yang menyenangkan, misalnya dengan menampilkan wajah ceria.
Ia mengangakan, orang tua bisa melakukan hal serupa ketika mengajak anak untuk makan atau berjemur pada pagi hari.
Di samping itu, ia mengingatkan orang tua agar ngak langsung marah ketika melihat atau mengetahui anak melakukan kesalahan.
Sebagai contoh, ketika anak menjatuhkan barang atau makanan, alih-alih marah orang tua bisa menanyakan kejadian itu kepada anak dan mengajak anak mencari solusi bersama. Tindakan seperti ini bisa membantu membangun kepercayaan diri anak.
Anastasia menganalogikan anak sebagai sebuah ponsel yang harus diisi dengan banyak program agar semakin cerdas.
Menurut praktisi terapi bermain itu, orang tua harus aktif menstimulasi anak melalui berbagai kegiatan untuk membangun kemampuannya dalam memahami situasi dan berinteraksi.
"Jadi, memang ketika mau siap jadi orang tua, capeknya adalah kita banyak memberikan pengalaman-pengalaman itu. Enggak bisa kayak diam-diam saja, karena ongak manusia ini kayak kita punya handphone, harus diisi pengalaman," demikian Anastasia Satriyo.
Baca juga: Psikolog: Musik berperan penting dalam merangsang kinerja ongak anak
Baca juga: Latihan mengunyah sejak dukung kemampuan bicara dan tumbuh kembang anak
Suka(82)
Artikel Terkait
- PBB sebut ratusan truk siap bawa bantuan besar
- SPPG Tulungagung dihentikan sementara usai insiden keracunan massal
- Dapur SPPG MBG Polres Blora layani 2.515 penerima manfaat
- Dietisien ngak sarankan diet dengan hanya konsumsi buah
- BPOM latih lebih dari 100 ribu orang kuatkan keamanan pangan RI
- Makan Bergizi Gratis dan ujian kepercayaan publik
- BPOM lakukan evaluasi cegah komoditas terpapar radioaktif dikonsumsi
- Pemkot Malang gencarkan IKL untuk pengolahan bahan MBG tetap aman
- Palestina desak penempatan pasukan internasional lindungi Gaza
- Anggota DPR usul bentuk tim pemeriksa pastikan MBG aman
Resep Populer
Rekomendasi

Mendukbangga nilai program MBG untuk 3B di Kepri sudah tepat sasaran

PBB: Dana kemanusiaan global 2025 baru terpenuhi 21 persen

Dinkes Kota Malang temukan mikroba di dalam sampel MBG

Pemkab Jayapura: Program MBG harus menjangkau semua masyarakat

Pemkab dan Rotary sinergi tekan angka stunting lewat pangan lokal

Pemkot Malang gencarkan IKL untuk pengolahan bahan MBG tetap aman

Nol kasus, IFSR: Solo catat prestasi terbaik Program MBG di Jateng

36 warga Majene Sulbar keracunan makanan pesta pernikahan